Rabu, 23 Oktober 2019

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami perkembangan - perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik. Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi - generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. B. Rumusan Masalah
  1. Apa perbedaan pengertian perkembangan dan pertumbuhan ?
  2. Apakah bukti bahwa anak sebagai totalitas ?
  3. Mengapa perkembangan disebut sebagai proses holistic ?
  4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak ?
  5. Apakah perbedaan kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan ?
  6. Apa perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak ?
  7. Apa perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan
anak ?
  1. Bagaimana penerapan faktor perkembangan dalam pembelajaran ?
C. Tujuan Tujuan penulis membuat makalah ini, agar para pendidik mengerti dan memahami proses, faktor dan konsep perkembangan anak, agar nantinya para pendidik mengetahui langkah apa yang harus dilakukan untuk menerapkan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan perkembangan anak.
 ISI
BAB 1
HAKIKAT PERKEMBANGAN ANAK DIDIK
A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah - ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus - menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri, hingga bayi tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang. Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi tersebut mulai bisa melakukan hal - hal tertentu, seperti membalikan badan, duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan dan berlari. Namun, perubahan yang dialami oleh setiap individu tidak selamanya dikatakan sebagai perkembangan. Perubahan dalam arti perkembangan mempunyai maksud dan arti yang berbeda - beda, antara lain :
  1. Perubahan yang berakar pada unsur biologis. Perubahan ini bukan merupakan perkembangan, melainkan diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang dalam mencapai keinginannya. Misal, seseorang yang terbiasa bernyanyi dan mengolah vokal akan lebih mahir dibandingkan orang yang tidak terbiasa mengolah vokalnya. ( Bjorklund & Bjorkund, 1992 ).
Namun, pengalaman belajar yang diperoleh seseorang juga bisa mempengaruhi proses perkembangan.
  1. Perkembangan meliputi perubahan struktur maupun fungsi ( fisik maupun psikis ). ( Bjorklund & Bjorkund, 1992; Abin Syamsuddin Makmun,1996 ).
Perubahan struktur umumnya merujuk kepada perubahan fisik atau wujud jasadnya, baik ukuran maupun bentuknya. Perubahan fungsi mengacu kepada perubahan psikis atau mental serta aktivitas yang ditimbulkan akibat dari perubahan fisik tersebut.
  1. Perubahan bersifat terpola, teratur, terorganisasi dan dapat diprediksi atau dapat diperkirakan, bahkan juga dapat diketahui. Misal, pada usia sekitar 11 - 12 bulan anak sudah bisa berjalan. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).
  2. Perkembangan bersifat unik. Santrock & Yussen ( 1992:7 ) menyatakan " Each of us develops in certain ways like all other individuals, like some other individuals, and like no other individuals ". Yang artinya, masing - masing kita berkembang dalam cara - cara tertentu, seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain, dan seperti tidak ada individu yang lain. Selain kesamaan - kesamaan umum dalam pola - pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, variasi individual dalam perkembangan anak juga bisa terjadi karena suatu proses perubahan yang kompleks, dan melibatkan unsur - unsur yang saling terpengaruh satu sama lain. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).
  3. Perubahan terjadi secara bertahap dalam suatu proses yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang relatif lama.
  4. Perubahan berlangsung sepanjang hayat. Perubahan ini juga tidak hanya meliputi proses pertumbuhan, pematangan dan penyempurnaan. Tetapi juga meliputi proses penurunan dan perusakan.
Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat dan terjadi secara teratur dan terpola. Sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan yang terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu. Perkembangan tidak hanya mencakup evolusi, tetapi juga mencakup involusi atau penurunan dan perusakan ke arah kematian. Sedangkan pertumbuhan terbatas pada perubahan yang bersifat evolusi atau perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju.
 B. Anak Sebagai Suatu Totalitas Sebagai subjek studi psikologi perkembangan, konsep anak sebagai totalitas mempunyai arti bahwa terdapat keterkaitan antara aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya dan secara terintegrasi saling terjalin dan memberi dukungan fungsional satu sama lain. Sebagai contoh, anak yang sedang sakit bisa tidak berselera makan; anak yang sedang ketakutan bisa kesulitan untuk tidur; anak yang sedang semangat dan aktif melakukan sesuatu akan menjadi aktif pula mentalnya. Segala aktivitas yang melibatkan fisik anak selalu mempengaruhi psikis anak, begitu juga sebaliknya. Perbedaan antara anak dan orang dewasa tidaklah terbatas pada fisiknya, melainkan secara keseluruhan. Sebagai contoh, pertumbuhan anak lebih pesat dibandingkan orang dewasa. Anak cenderung lebih bersifat egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar pada diri sendiri ), sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan empatik ( menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ). Daya pikir anak juga masih terbatas pada hal - hal yang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah mampu berfikir secara abstrak dan universal
C. Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling keterkaitan satu dengan yang lain. Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
  1. Proses biologis, mencakup perubahan - perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan karena kecelakaan, sakit atau peristiwa - peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan penglihatan dan lain sebagainya.
  2. Proses kognitif, melibatkan perubahan - perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.
Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan - perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung mengacu pada perubahan - perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang lebih khusus, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
  1. Proses psikososial, melibatkan perubahan - perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman, guru dan yang lainnya.
Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan pada otaknya, akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa mempengaruhi perkembangan psikososialnya.
 D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahab. Pengalaman merupakan peristiwa - peristiwa yang dialami oleh individu dalam kehidupannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Para ahli berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau warisan biologis. Para ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan dalam perkembangan anak. Ada pula ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan pergaulan. Sebagai contoh, kecerdasan seseorang bisa merupakan warisan yang diturunkan dari orang tuanya, bisa pula karena diperoleh dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. 
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah perkembangan merupakan kontinuitas atau diskontinuitas. Para ahli yang berpandangan pada unsur kematangan, menganggap bahwa perkembangan itu diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. . Proses perkembangan individu terjadi dalam tahap - tahap yang berbeda, perubahan - perubahannya relatife tiba - tiba dan terjadi perubahan atau peralihan secara tajam dari tahap yang satu ke tahap perkembangan selanjutnya. Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh faktor - faktor internal biologis. Sedangkan para ahli yang menekankan pada pengalaman ( lingkugan ) berpendapat bahwa perkembangan itu terjadi secara berkesinambungan ( kontinuitas ) dari masa konsepsi dampai akhir hayat. Dalam proses perkembangan yang kontinuitas, terjadi perbaikan, penambahan dan atau penurunan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Emde dan Harmon ( Vasta, Haith & Miller, 1992 ) mengatakan bahwa persoalan kontinuitas dan diskontinuitas melibatkan dua komponen.
  1. Pola - Pola Perkembangan
Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan stabil melalui penambahan dan atau peningkatan yang bertahap dalam hal abilitas ( kemampuan, kepandaian, kecakapan ), keterampilan dan atau pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama. Sedangkan ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada periode - periode kecepatan yang berbeda, antara yang sedikit perubahannya dengan yang tajam dan cepat perubahannya.
  1. Keterkaitan Perkembangan
Para ahli kontinuitas berpendapat bahwa perkembangan - perkembangan yang terjadi saling berkaitan. Perilaku - perilaku awal akan berpengaruh dan membentuk perilaku - perilaku selanjutnya. Sebaliknya, para ahli diskontinuitas berpendapat bahwa perkembangan yang terjadi muncul secara independent ( berdiri sendiri ) dari yang sebelumnya dan tidak dapat diprediksi dari perilaku - perilaku sebelumnya.
  1. BAB 2

PERKEMBANGAN BIOLOGIS
DAN
PERSEPTUAL ANAK
Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa anak sebagai totalitas dan unsur biologis turut serta mempengaruhi perkembagan anak. Unsur biologis dan perseptual merupakan aspek yang cukup penting untuk diperhatikan dalam perkembangan anak. Karena aspek tersebut mempengaruhi perkembangan perilaku dan mental yang ada dalam diri anak. Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisiknya yang dipengaruhi oleh faktor hereditas atau faktor keturunan. Sedangkan perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) yang merupakan hasil rangsangan alat indra. Seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasaan ( sentuhan ). A. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk - makhluk lainnya. Manusia memiliki potensi untuk berkembang dan meningkatkan kehidupannya baik secara fisik maupun psikis. Ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu.
  1. Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya.
Pertama gen - gen dominant-resesif, yakni apabila gen dari suatu pasangan bersifat dominant dan yang satu bersifat resesif, maka yang dominant itulah yang nantinya akan tertanam dalam diri individu tersebut. Kedua pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam satu sel terdapat banyak gen yang akhirnya menghasilkan karakteristik yang berbeda - beda. Karena beberapa karakteristik psikologi merupakan hasil dari pasangan - pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan ditentukan oleh interaksi dari banyak gen yang berbeda.
  1. Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman - pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda - beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak - anaknya, dan pergaulan dari masing - masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut mempengaruhi perkembangan individu. B. Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar Masa usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai memasuki dunia pendidikan formal, yakni sekolah. Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama yang berfungsi sebagai pembuka jalan bagi anak untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak serta memudahkan mereka dalam meraih mimpi yang mereka harapkan untuk masa depannya nanti. Serta sebagai jembatan pertama untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Usia anak sekolah dasar berkisar antara 6 - 12 tahun.
  1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik Anak - anak dan orang dewasa mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Dilihat dari segi fisik misalnya berat badan, tinggi badan, proporsi dan bentuk tubuh. Sedangkan dari segi psikisnya misal, sifat, tingkah laku dan pola pikir.
  1. Perseptual Anak
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) sebagai hasil dari rangsangan alat indra. Semua keadaan dan peristiwa - peristiwa yang ada di lingkungan ditangkap oleh alat - alat indra yang kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensorik, sehingga segala informasi yang ada di lingkungan dapat diterima dan diketahui oleh alat - alat indra ( penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa/sentuhan ). Tanpa alat indra, otak kita akan terasa asing dengan keadaan lingkungan yang ada disekitar. C. Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah dasar, meskipun tidak sepesat pada masa usia dini. Begitu pula dengan penajaman dan penghalusan perkembangan perceptual anak. Penyelenggaraan pembelajaran yang "hidup" dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan fisik anak sangatlah dibutuhkan untuk memfungsikan unsure - unsure fisik dan atau aspek - aspek perseptualnya. Cara pembelajaran yang diharapkan antara lain : bersifat langsung, tersusun secara fleksibel, tidak monoton dan verbalistik, memperhatikan perbedaan individu, menyajikan aktivitas yang bervariasi seperti eksperimen, praktek, observasi secara langsung, permainan dan sejenisnya, serta menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Cara ini tidak hanya akan memunculkan kegemaran dalam belajar, tetapi juga memberikan hal - hal yang positif, aspek kognisi dan kreativitas, fisik-perseptual, dan sosial.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah : 1. Perbedaan perkembangan dan pertumbuhan Perkembangan merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikisnya dan berlangsung sepanjang hayat, perubahan - perubahannya tidak hanya bersifat evolusi, tetapi juga bersifat involusi ( penurunan dan perusakan menuju kematian ) Pertumbuhan merupakan perubahan individu yang terbatas pada perubahan fisiknya dan berlangsung sampai pada masa tertentu, perubahan - perubahannya bersifat evolusi ( menuju ke arah yang lebih sempurna ).
  1. Anak sebagai suatu totalitas, maksudnya bahwa anak sebagai suatu kesatuan dari seluruh aspek yang ada dalam dirinya. Keseluruhan aspek yang ada dalam diri anak saling berkaitan. Secara keseluruhan anak berbeda dengan orang dewasa.
  1. Perkembangan sebagai proses holistic, maksudnya perkembangan tidak hanya terjadi pada aspek tertentu, melainkan secara keseluruhan ( holistic ).
Ada tiga proses perkembangan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
  1. Faktor kematangan dan faktor pengalaman merupakan hal yang utama dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Kedua faktor tersebut sangat penting untuk dipelajari dan dipahami untuk mengetahui proses perkembangan anak. Misal, seorang anak yang mengalami keterlambatan dalam berjalan, harus diketahui terlebih dahulu faktor - faktor yang mempengaruhinya, apakah faktor kematangan (genetik) atau faktor pengalaman (lingkungan). Apabila sudah diketahui faktor penyebabnya, maka kita akan mudah mencari solusinya.
  1. Perkembangan anak merupakan proses yang kontinuitas ( berkesinambungan ) dan diskontinuitas ( tidak berkesinambungan ).
  1. Perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak.
Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisik yang dipengaruhi oleh faktor hereditas ( keturunan ). Sedangkan perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) yang merupakan hasil rangsangan alat indra.
  1. Perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan anak teretak pada sebab dan akibat yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut.
  1. Cara pembelajaran yang efektif yang diterapkan dalam sekolah akan berjalan lancar apabila didiringi dengan selalu memperhatikan perkembagan anak.
B. Saran Karena belum sempurnanya makalah ini, penulis menyarankan agar para pembaca mencari sumber - sumber lain untuk menyempurnakan makalah ini.

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Makalah KEWIRAUSAHAAN



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Kewirausahaan”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


DAFTAR ISI

I.       Kata Pengantar…………………………………………………………………………..1
II.    Daftar Isi………………………………………………………………………………….2
1.      Bab 1 : Pendahuluan………………………………………………………………….....3
1.1.             Latar Belakang…………………………………………………….………….....3
1.2.               Rumusan Masalah…………………………………………………………….…3
2.      Bab 2 : Pembahasan………………………………………………….…………………..5
2.1.          Sejarah Kewirausahaan........…………………………………..………………….5
2.2.          Inti dan Hakikat Kewirausahaan……….………………………….……………...5
2.3.          Sikap Kewirausahaan………………………………………………..…………....6
2.4.          Modal Kewirausahaan……………………………………………..……………..6
2.5.          Karakteristik Kewirausahaan……………………………………………………..7
2.6.          Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan…………………………………………….8
2.7.          Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Berwirausaha…………………....8
2.8.          Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha………………………………………..10
2.9.          Berfikir Kreatif dalam Kewirausahaan…………………………………………..10
2.10.        Manajemen dan Strategi Kewirausahaan………………………………………..11
2.11.        Imbalan Dalam Berwirausaha…………………………………………………...12
3.      Bab 3 : Penutup…………………………………………………………………………14
3.1.            Kesimpulan……………………………………………………………………...14
3.2.            Saran.....................................................................................................................14
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….…15


BAB I
PENDAHULUAN


1.1              LATAR BELAKANG

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang wirausahawan adalh seseorang yang terlibat dalam kewirausahaan.

Apa yang membedakan seorang wirausahawan dengan yang lain? Yang membedakan adalah kemampuannya mengambil factor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal, dan menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lainnya.

Wirausahawan berbeda dengan manajer. Seorang manajer bisa menjalankan usah milik orang lain dan mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha mempertaruhkan sumber dayanya sendiri dan mengambil risiko pribadi demi keberhasilan atau bahkan kegagalan dari usaha yang dijalaninya. Manajer juga mengurusi koordinasi proses produksi yang sudah berjalan. Sementar menurut Paul H. wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi untuk mengawali perubahan yang lain.

Salah satu perbedaan mencolok antara para wirausahawan dengan  para pekerja adalah wirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan bisnis (business cretion) sementara para pekerja berpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini sangat bersemangat bila diajak berbicara tentang penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru.


1.2              RUMUSAN MASALAH

1.2.1                    Bagaimanakah sejarah, inti dan hakikat dari kewirausahawan ?
1.2.2                    Sebutkan apa saja yang menjadi sikap, modal, karakteristi, dan modal dari seorang                                wirausaha !
1.2.3                    Faktor-faktor seperti apakah yang memicu seseorang untuk mulai untuk                                                 berwirausaha ?
1.2.4                    Apa saja yang dapat membuat suatu usaha menjadi gagal ataupun berhasil ?
1.2.5                    Keuntungan dan kerugian seperti apa yang didapat dari seseorang yang                                                 berwirausaha ?
1.2.6                    Kenapa berfikir kreatif sangat diperlukan bagi seorang berwirausaha ?
1.2.7                    Manajemen dan strategi seperti apakah yang dipakai oleh wirausahawan ?
1.2.8                    Imbalan seperti apakah yang diterima oleh seorang wirausaha ?



BAB II
PEMBAHASAN


2.1  SEJARAH KEWIRAUSAHAAN

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.

 Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

2.2  INTI DAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.  Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).

  Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut  wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

2.3  SIKAP KEWIRAUSAHAAN

  1. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  2. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
  3. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  6. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
  7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

2.4  MODAL KEWIRAUSAHAAN
  1. Ø  Modal Intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan.
  2. Ø  Modal Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga dapat terbentuk citra.
  3. Ø  Modal Mental aadalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan.
  4. Ø  Modal Material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal diatas.

2.5  KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

1.KARAKTERISTIK
2. WATAK
·         Percaya diri dan Optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak tergantung pada orang lain, dan individualisme.
·         Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
·         Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar
·         Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
·         Keorisinalan
Inovatif , kreatif, dan fleksibal.
·         Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN
  1.  Memiliki motif berprestasi tinggi
  2.  Memiliki perspektif ke depan
  3.  Memiliki kreatifitas tinggi
  4.  Memiliki sifat inovasi tinggi
  5.  Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
  6.  Memiliki tanggung jawab
  7.  Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain
  8.  Memiliki keberanian menghadapi resiko
  9.  Selalu mencari peluang
  10.  Memiliki jiwa kepemimpinan
  11.  Memiliki kemampuan manajerial
  12.  Memiliki kemampuan personal.

2.6     FAKTOR-FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN

David C. McClelland (1961: 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal meliputi hak kepemilikan (property right-PR), kemampuan/kompetensi (ability/competency-C), dan insentif (incentive-I), sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment-E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, 

perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, amka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan berani menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.

2.7  FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA

*      Penyebab Keberhasilan Berwirausaha:
  • §  Kemampuan dan kemauan
  • §  Tekad yang kuat dan kerja keras
  • §  Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
*      Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
  • ·         Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
  • ·         Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
  • ·         Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
  • ·         Gagal dalam perencanaan.
  • Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
  • ·         Lokasi yang kurang memadai.
  • Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
  • ·         Kurangnya pengawasan peralatan.
  • Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
  • ·         Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
  • Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
  • ·         Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
  • Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

*      Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan menurut Zimmerer (1996-7):

  • §  Pendapatan yang tidak menentu
  • §  Kerugian akibat hilangnya modal investasi
  • §  Perlu kerja keras dan waktu yang lama
  • §  Kualitas hidup yang tetap rendah meskipaun usahanya telah berhasil
2.8  KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA

Keuntungan Berwirausaha
    o   Otonomi yaitu pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang         “bos” yang penuh kepuasan
    o   Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tangtangan awal atau perasaan bermotivasi yang      tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang          dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
     o   Kontrol finansial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa                kekayaan sebagai milik sendiri.
Kerugian Berwirausaha
    o   Pengorbanan persoanal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan         sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia
    o   Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran,               keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
    o   Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan     sumber daya miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil.

2.9  BERFIKIR KREATIF DALAM KEWIRAUSAHAAN

Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan keteramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
  • Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
  • Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
  • Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda
  • Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar
  • Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
  • Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi
  • Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

2.10     MANAJEMEN DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila bahasa baru ingin berhasil , maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, diantaranya:

1)      Fokus pada pasar,  bukan pada teknologi
2)      Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3)      Bangun tim managemen, buakn menonjolkan perorangan
4)      Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu

Jika managemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan, maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkukngan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan kepetusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi, sebagai berikut:

1). Berada pertama di pasar dengan prodek dan jasa baru
2). Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar yang tidak terlayani
3). Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
4). Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri


2.11         IMBALAN DALAM WIRAUSAHA

Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan karena berbagai imablan yang dapat dikellompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani hidup.


A. Imbalan Berupa Laba

Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.

Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.

B. Imbalan Berupa Kebebasan

Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

C. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup

Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.

GOLONGAN WIRAUSAHA DAN PENGUSAHA
  • * Golongan Pengusaha Besar
Pengusaha Besar adalah seseorang yang Memiliki modal yang besar untuk berbisnis sampai ke mancanegara dan biasa nya memiliki banyak karyawan.
Contoh Pengusaha Besar : Pengusaha Penjualan Konstruksi Bangunan “Krakatau Steel Cilegon”
  • * Golongan Pengusaha Menengah
Menengah adalah Seseorang yang memiliki modal yang lumayan, biasa nya target untuk pengusaha Menengah adalah pasaran lokal yang berada di negara sendiri, pengusaha menengah pun memiliki beberapa orang karyawan tetapi tidak sampai sebanyak pengusaha Besar.
Contoh Pengusaha Menengah adalah : Pengusaha Restaurant yang Berada di Pantai Indah Kapuk.
  • * Golongan Pengusaha Kecil
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang biasanya target berada di dalam lingkup sekitar lingkungan nya saja, dan biasanya modal yang di butuhkan tidak besar ataupun harus memiliki seorang karyawan yang terdapat pada golongan besar dan menengah,
Contoh Pengusaha Kecil: Penjual Gorengan yang berada di sekitar kita, ataupun Penjual Nasi Uduk.



BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

            Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration. bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.

Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.

3.2  Saran

Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya.